"Binatang ini luar biasa. Sayangnya, sekarang ia lepas dari pantauan kami," kata Rafe Brown, salah seorang ilmuwan yang mendeskripsikan reptil raksasa spesies baru itu di jurnal Biology Letters. Penemuan reptil raksasa ini sama pentingnya dengan penemuan dua spesies raksasa yang disebut "megafauna" beberapa tahun lalu, yakni Rungwecebus kipunji (jenis monyet baru yang ditemukan di Afrika) dan Saola (Pseudoryx nghetinhensis) dari Vietnam.
Kadal raksasa itu sebenarnya sudah dikenal lama oleh warga suku Agta dan Ilongot yang tinggal di pedalaman hutan sebelah utara Pulau Luzon. Bahkan, biasanya masyarakat kedua suku itu memburu kadal raksasa itu untuk diambil dagingnya, sumber protein yang utama. Keberadaan kadal raksasa itu kemudian diketahui tim ilmuwan pimpinan Brown yang terdiri atas para ilmuwan dari Amerika Serikat, Filipina, dan Belanda.
Sebelumnya, tim ini sudah menganalisis sejumlah spesies kadal raksasa yang disimpan di museum AS dan Filipina. Panjang tubuh kadal raksasa itu diperkirakan mencapai 2 meter, ekornya saja sepanjang 1 meter. Warna kakinya didominasi kuning serta ekornya garis-garis hitam dan kuning.
Karena hanya memakan buah-buahan, berarti kadal raksasa spesies baru itu termasuk satu dari tiga spesies kadal pemakan buah yang ada di dunia. Sampai saat ini kadal raksasa spesies baru ini menghilang dan belum ditemukan lagi. Para peneliti menduga, barangkali kadal raksasa spesies baru ini kerap bersembunyi di bagian paling dalam hutan. Namun, satu hal yang pasti, kadal raksasa ini tidak pernah meninggalkan hutan ataupun berpindah ke daerah terbuka.
Sejauh ini para ilmuwan biologi memperkirakan, kadal raksasa spesies baru itu paling tidak tinggal sekitar 150 kilometer dari "saudara terdekatnya", yakni kadal yang dikenal dengan Varanus olivaceus, yang juga hidup di hutan dan hanya memakan buah-buahan. (BBC/LUK)
Sumber: www.kompas.com
No comments:
Post a Comment