Merasa bayinya bakal aman-aman saja, Amie pun melesat menuju dapur. Lima belas menit kemudian, terdengar tangis kencang dari kamar menyertai suara gedebuk. Tergopoh-gopoh Amie berlari menuju kamarnya. “Astaga, Attaya Jatuh! Papa, Attaya Jatuh...,” teriak Amie dibarengi isak tangis.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Tinggallah Ami dan suaminya yang saling menatap cemas dan berharap si buah hati baik-baik saja. Bisa saja hal ini menimpa buah hati Anda, jadi cegahlah si kecil terjatuh dari tempat tidur, sekarang juga!
Perhatikan gerak bayi
Peristiwa bayi jatuh dari tempat tidur rupanya kerap terjadi. Hal ini biasanya menimpa bayi yang sudah bisa bergerak, seperti pada bayi berusia 4-5 bulan (sudah bisa tengkurap) atau bayi berusia 8-9 bulan (sudah bisa merangkak).
Selain faktor gerak, masih ada hal lain lagi yang membuat bayi mudah terjatuh dari tempat tidur, yaitu faktor keseimbangan tubuh. Coba perhatikan proporsi badan bayi! Terlihat porsi kepala bayi itu lebih besar dan berat ketimbang tubuhnya, bukan? Sayangnya, bayi belum bisa mengontrol gerak tubuhnya. Sehingga ketika bergerak ia menjadi kurang seimbang dan mudah jatuh.
Teledor, fatal akibatnya!
Langkah awal mencegah bayi jatuh adalah: Selalu waspada! Mungkin bayi Moms masih berusia dua bulan, jadi ia belum bergerak aktif. Atau, si kecil tak bergerak aktif karena ia sedang dibedong. Tapi, tanpa sengaja, kakaknya menarik kain alasnya dan mengakibatkan bayi terjatuh dari tempat tidur. Itu bisa saja terjadi, bukan?
Nah, alangkah baiknya, saat Moms ‘terpaksa’ harus meninggalkan si kecil di tempat tidur sejenak, jangan biarkan ia sendirian atau dijagai oleh anak kecil. Bayi harus dijaga oleh orang dewasa. Jadi, Moms bisa meminta tolong pada suami, kerabat atau bahkan pengasuhnya.
Contoh lain, saat Moms hendak mengganti popok. Karena terburu-buru hendak mengambil kain di lemari yang jauh letaknya, popok si kecil ikut terseret badan Moms ketika berjalan. Eits, hati-hati Moms. Bayi bisa melorot dan berpotensi terjatuh.
Oleh karena itu, solusinya, taruhlah perlengkapan bayi sesuai dengan jangkauan Moms. Entah itu popok, kapas, air pembersih, bedak, dan lain sebagainya.
Ada cara lain lagi, Moms bisa mengganti popok bayi pada meja khusus ganti baju yang umumnya memiliki pagar pengaman setinggi 10 cm.
3 larangan supaya bayi aman!
Sebenarnya, cara paling aman agar si kecil terhindar dari kecelakaan ranjang adalah: tetap pegang bayi!
1. Jangan menganggap bayi Anda belum bisa apa-apa. Antisipasilah kemampuan si bayi, walau Anda belum pernah melihatnya.
2. Jangan tinggalkan bayi saat tidak terjaga, berada di atas meja ganti popok, atau tempat lain yang cukup tinggi. Bila Moms perlu meninggalkan tempat itu, bawalah bayi Anda.
3. Jangan tinggalkan bayi sendiri di tempat tidur Anda, meski tempat itu sudah dikelilingi bantal.
Bila tidur bersama bayi
Idealnya, bayi tidur dalam boks bayi. Kalau pun ingin dekat dengan si bayi, dekatkan saja boks bayi pada tempat tidur Moms. Namun, yang sering terjadi, justru bayi diletakkan dalam ranjang orangtuanya. Inilah yang disebut sharing bed atau berbagi tempat tidur antara orangtua dan anak. Mungkin Moms berpikir, “Ah, nggak apa-apa, kan malah aman!” Hal itu sih sah-sah saja, asal memerhatikan hal-hal berikut:
1. Usahakan bayi tidak menghadap ke tembok. Posisi ini bisa menyebabkan bayi menyusup ke arah tembok dan sulit bernapas.
2. Upayakan bayi tidak berada di tengah-tengah antara kedua orangtuanya. Justru, bayi berada di posisi paling awal atau depan. Setelah itu, disusul ibunya, ayahnya, atau kakaknya.
3. Posisi ibu sebaiknya agak meringkuk. Bagian atas bayi tertahan tangan Moms. Dan bagian bawah bayi tertahan dengan paha Moms.
4. Jika diperlukan, tempat tidur itu diberi tambahan pagar pembatas.
Periksa bayi saat terjatuh!
1. Apakah bayi mengalami muntah berulang dan menyemprot?
2. Apakah bayi itu rewel dan sulit dihibur?
3. Periksalah kepala bayi. Apakah di kepala bayi timbul benjolan di bagian depan atau belakang kepala?
4.Saat digendong, apakah bayi hanya mau berada dalam satu posisi saja?
5. Periksa apakah tangannya mau digerakkan atau ada tulang yang patah?
6. Lakukan observasi selama 2-3 hari. Bagaimana aktivitasnya, seperti bermain, makan-minum, dan lain sebagainya. Apakah ada perubahan atau tidak?
7. Bila selama 2-3 hari ada tanda-tanda membahayakan, seperti muntah berulang dan menyemprot, rewel, aktivitas tidak seperti biasanya, dan sebagainya. Segera periksa bayi ke DSA!
Kriteria tempat tidur bayi
1. Matrasnya jangan terlalu empuk.
2. Pembatas tempat tidur lebih baik berbentuk vertikal, bukan horizontal. Mengapa? Supaya bayi yang sudah bisa memanjat tidak memiliki pijakan untuk memanjat atau melompat.
Tip aman tidur bareng bayi!
1. Pastikan tempat tidur itu nyaman bagi bayi.
2. Jangan letakkan selimut tebal di dekat tempat tidur.
3. Jangan biarkan bayi mendekati bantal. Singkirkan barang-barang yang lunak, boneka mainan, misalnya.
4. Pastikan tidak ada barang-barang yang berserakan di tempat tidur, seperti pakaian, mainan, kain, dan sebagainya.
5. Beri pembatas pada pinggir tempat tidur.(Mom& Kiddie//ftr)
Sumber:okezone.com
No comments:
Post a Comment